EnglishFrenchGermanItalianPortugueseRussianSpanish
KONTAK
Id YM
Mobile 087851480799
Flexi 03171540099
SMS 089695216969

Rabu, 05 Juni 2013

MANUNGGALING KAWULA GUSTI

KLIKMEDIAKU 06/062013, Falsafah ini termasuk falsafah kunci dalam kehidupan manusia Jawa. Manusia harus mendekatkan dirinya kepada Tuhan, manusia dan Tuhan haruslah jumbuh. Manunggaling kawula Gusti akan menciptakan ketenangan batin dan lewat inilah akhirnya ditemukan sebuah keharmonisan antara manusia dengan Tuhan.

Tujuan hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan. Persatuan yang dianggap lebih sempurna di dalam hidup manusia adalah ketika manusia menghadapi ajalnya. Jika manusia manunggal dengan Tuhan, maka ia akan ‘sakti’. Maksudnya, apa yang dikehendaki dan dikatakan akan terjadi seketika. Namun, yang perlu diingat bahwa Tuhan tetap theis bukan kosong atau awang-awang manusia sendiri. Tuhan tetap Tuhan begitu pula manusia.

Manunggaling Kawula Gusti merupakan suatu perwujudan sikap manembah. Manembah adalah menghubungkan diri secara sadar, mendekat, menyatu dan manunggal dengan Tuhan. Konsep ini berarti bahwa Tuhan bersemayam (immanent) dalam diri manusia. Menurut pandangan kejawen, pada hakekatnya, manusia sangat dekat dengan Tuhan. Hanya karena ulah dan tindakan manusia itu sendiri, suatu ketika, jarak antara Tuhan dan manusia menjadi sangat jauh atau ada batasnya. Ini menjadi tugas manusia untuk senantiasa mendekat dan atau menyatu dengan Tuhan agar mendapat anugerahNya. Manunggaling kawula Gusti merupakan suatu pengalaman dan bukan suatu ajaran. Pengalaman ini bisa terjadi secara subjektif atau dalam bentuk kolektif. Hal ini dapat diperoleh melalui jalan laku konsentrasi, pengendalian diri, pemudharan (kebebasan batin dari dunia inderawi), menguasai ngelmu sejati dan tahu hakikat hidup.

Melalui Pancasila, sebenarnya falsafah ini tidak berbeda jauh. Khususnya dalam lima sila itu kita melihat di sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) artinya bahwa setiap warga negara Indonesia wajib untuk beribadah sesuai dengan agama yang dipeluknya. Melalui ibadah tersebut, setiap individu diharapkan memiliki sikap imani yang teguh dan kuat, sehingga dalam berperilaku juga benar-benar mencerminkan pribadi yang baik. Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya mempengaruhi sila yang lain juga, sehingga perilaku yang mencerminkan sila yang lain seperti kemanusiaan, persatuan, gotong royong, dan keadilan diharapkan sesuai juga dengan pancaran keimanan individu tersebut.

Ketuhanan yang Maha Esa berusaha menciptakan kedekatan antara manusia dengan Tuhan Nya sehingga diharapkan sikap dan perilakunya juga merupakan hasil pencerminan dari ketaqwaannya.

Manunggaling kawula-Gusti juga merupakan konsep mendekatkan diri dengan Tuhan agar setiap manusia memiliki keharmonisan hidup.

Oleh karena itu, falsafah Jawa Manunggaling Kawula Gusti juga termasuk dalam nilai-nilai falsafah dalam Pancasila ( copy dot com )

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More